COMPRESS - Berawal dari keadaan rumah yang menurutnya terlalu besar untuk di huni 4 orang, Ariesta Heksarini (43 Tahun), pada Oktober 2017 membuat sebuah cafe disisi rumahnya yang pada awalnya difungsikan sebagai garasi mobil. Café tersebut berada di Jalan Rumbia dengan nama “Rumbia Coffee”. Ibu 2 anak yang saat ini merupakan dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mulawarman cukup sering menggunakan café tersebut untuk acara berkumpul dengan sanak saudaranya.
Hingga pada tahun 2018, Bu Ariesta atau biasa disapa Ibu Riri ini memiliki ide untuk menggunakan cafenya sebagai sarana belajar mengajar mata kuliah Seminar Manajemen Sumber Daya Manusia. Ibu Riri menganggap mata kuliah yang ia ampu tersebut seharusnya menjadi latihan bagi mahasiswa yang akan menghadapi seminar 1, seminar 2, dan pendadaran.
“Mata kuliah ini seharusnya menjadi Coaching Clini, karena hingga saat ini masih banyak mahasiswa yang suka gelagapan diskripsi.” jelasnya. Selain itu beliau menganggap 16 pertemuan di kelas tidak cukup untuk menjadi latihan seminar sekitar 120 mahasiswa yang beliau ajarkan.
Penambahan pertemuan diluar jam kuliah tersebut juga disebabkan oleh sulitnya mencari ruangan kosong untuk jam tambahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Beliau juga menganggap bahwa akan membosankan jika terus-terusan melakukan kegiatan belajar mengajar dikelas. Suasana kelas yang pengap dan panas akan semakin membuat proses belajar mengajar menjadi tidak kondusif dan tidak efektif.
Selain karena keadaan rumah yang menurutnya terlalu besar untuk dihuni oleh 4 anggota keluarga. Anak pertamanya yang memiliki ketertarikan pada kopi juga menjadi alasan tambahan beliau lebih memilih untuk menjalankan usaha café daripada ide usaha yang lain.
Setelah menjalankan usahanya selama hampir satu tahun bersama suaminya beliau melihat segmentasi dari cafenya adalah orang-orang dewasa yang mungkin sudah jenuh dengan segala hingar bingar perkotaan dan suasana suasana mall. Meskipun begitu, tak jarang terdapat anak-anak muda yang datang ke cafenya untuk nonton bareng atau hanyak sekedar nongkrong dengan kawan-kawannya.
Saat ditanya tentang efektivitas proses belajar mengajar di kelas dengan di Café, Bu Riri menganggap bahwa selama melakukan latihan seminar di Café mahasiswanya terlihat enjoy dan tetap mendengarkan meski kawan yang sedang presentasi tidak menggunakan mic. Beberapa mahasiswanya juga sepakat dengan pendapat Bu Riri. Mereka yang sudah lulus mata kuliah Seminar Manajemen Sumber Daya Manusia tersebut beranggapan bahwa latihan seminar di café lebih enjoy dan tidak tegang.
Namun, terdapat juga beberapa mahasiswa yang beranggapan bahwa proses belajar mengajar dikelas lebih maksimal. “Tetap efektif dan kondusif, cuman karena waktu yang terbatas, koreksi yang diberikan tidak sedetail yang di kelas.” jelas salah satu mahasiswa yang mengambil mata kuliah Seminar Manajemen Sumber Daya Manusia.
Reporter: Marhadina Dwi Lestari
Editor: Suti Sri Hardiyanti
Comments