top of page
Writer's picturecompressnews

Menikah Muda, Wujud Dewasa dan Ibadah

Updated: Sep 26, 2018


COMPRESS – Menikah merupakan salah satu dambaan bagi setiap orang, terutama bagi mereka yang sudah memiliki pasangan namun masih menjajal masa pacaran. Tak jarang ada pula yang menikah tanpa mealui masa pacaran, istilahnya asalkan cocok dan siap, kenapa tidak?


Akhir-akhir terjadi fenomena yang sempat buat jomblo gigit jari, Kenapa? Selain para artis yang ramai menikah, banyak teman dan keluarga yang melangsungkan pernikahan dengan relatif usia mereka yang masih muda. Rasanya baru kemarin bertemu, eh hari ini sudah menjadi istri orang. Tak terkecuali dua mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unmul berikut ini yang memilih melepas masa lajangnya di bangku perkuliahan.


Nurul Magfirah


Perempuan yang biasa akrab disapa Fira ini belum lama melaksanakan pernikahannya, tepatnya pada tanggal 13 Agustus yang lalu di Sangatta. Sebelum resmi menikah Fira awalnya sudah dekat dengan orang yang kini menjadi suaminya, namun memutuskan berpisah karena ingin menjadi pribadi yang lebih baik (Hijrah), sejak saat itu keduanya sudah jarang berhubungan, baik dalam sosial media maupun secara langsung. Namun yang namanya jodoh tidak kemana, siapa sangka mereka akhirnya dipersatukan melalui tali pernikahan.


Fira mengungkapkan soal pernikahan dirinya tidak menunda, asalkan sudah ada yang cocok dirinya siap kala itu. Menikah muda baginya bukanlah suatu masalah karena yang menjadi prioritas utamanya adalah bisa menjadi pasangan yang baik bagi imamnya. Sehingga dia pun tidak ragu untuk memulai kehidupan barunya.


“Menikah itu ibadah, asalkan siap pasti Allah memberikan jalan,” terangnya.


Setelah kurang lebih sebulan menikah, tak ada perubahan besar yang terjadi baginya meskipun masih berusia 19 tahun. Karena sebelum menikah pun, selama berkuliah di Unmul dia tinggal di rumah kos yang semua pekerjaan rumah tangga dia lakukan sendiri. Sehingga untuk urusan masak-memasak, mencuci baju hingga membersihkan rumah sudah bukan jadi masalah baginya.


Menurutnya yang kini berbeda adalah tanggung jawabnya bertambah sebagai seorang istri, bukan hanya sekadar pada dirinya sendiri. Selain harus bersikap lebih dewasa, Fira harus mampu membagi waktunya. Dia pun sangat menikmati peran barunya kini, bahkan dia merasa sangat siap dan belajar banyak setiap hari.


Menanggapi banyaknya yang juga anak muda yang menikah, Fira menyambut positif, namun dia tidak mengajurkan bagi yang ikut-ikutan, karena butuh persiapan yang matang, mulai dari diri hingga komitmen untuk siap menikah. Karena sejatinya menikah menyatukan dua keluarga, sehingga butuh pemahaman dan pengertian di kedua bela pihak.


“Kalau memang siap, jangan ditunda. Tapi kalau ikut-ikutan sebaikanya dipikirkan dulu, solat minta petunjuk sama Allah, karena menikah bukan persoalan sepele,” tambah Fira.


Namun, usia muda di masa perkuliahan tak jarang membuat orang masih labil dalam menentukan pilihan masa depannya. Fira berpesan bagi mahasiswa yang ingin menikah tapi masih ragu agar bisa menguatkan dirinya dan peran orang tua pun sangat penting, karena baginya jika sudah mendapat restu, akan lebih mudah menjalani kehidupan pernikahan.


Untuk soal momongan, Fira dan suaminya tidak menunda-nunda, karena baginya semua yang diberikan Tuhan sudah sesuai waktunya, jadi kapan pun diberikan mereka akan siap. Meskipun sedang berkuliah Fira yakin akan bisa membagi waktu dan kehadiran anak akan menjadi penyemangat baginya dalam menuntut ilmu.


Siti Rohmani


Tak berbeda jauh dengan Fira, Siti Rohmani pun salah satu mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi yang sudah menikah. Bedanya Siti sudah menikah sejak 15 Maret 2018, kurang lebih lima bulan menjalani kehidupan rumah tangganya, Siti pastikan mantap menjadi seorang istri.


Sama halnya dengan Fira, Siti juga walnya tidak menjalin pacaran, dia dan suaminya memang sudah cukup lama saling mengenal, meski sudah cukup kenal namun mereka tidak pernah bertegur sapa. Namun, lama-kelamaan mereka mulai saling menyapa dan benih-benih cinta pun tumbuh, hingga akhirnya menikah, keluarga pun sangat mendukung.


“Mungkin lebih tepatnya karena cinta dan memang sudah jodohku menikah di usia segini,” ungkap Siti.


Awal-awal menjalani hidup dengan peran yang baru sempat membuat Siti kebingungan, terutama dalam membagi waktu. Tapi setelah beberapa bulan beradaptasi, akhirnya Siti mulai menemukan ritme yang tepat, terutama menyesuakian waktu antara suami dan kehidupan kuliahnya. Siti pun sangat senang karena suami dan mertuanya sangat pengertian dan baik kepadanya.


Selain itu Siti juga mengalami perubahan yang sangat besar setelah menikah, Siti mulai memliki peran lebih lagi, dari yang hanya sebagai seorang anak dan mahasiswa, kini bertambah menjadi seorang ibu dan istri. Namun, perubahan tersebut dimaknai Siti sebagai sebuah proses menuju dewasa.


“Perubahan sikap ya, mau enggak mau setelah menikah, kita dituntut berpikir dewasa,” jelasnya.


Selain itu Siti juga harus menjadi lebih sabar, pegertian, rajin dalam melakukan pekerjaannya, dan hemat. Sebagai seorang istri Siti sudah paham betul bagaimana posisinya, apalagi kali ini dia sedang mengandung buah hatinya yang telah memasuki bulan kelima. Kebahagiaannya pun bertambah, dan menikmati hari-hari yang dilaluinya sebagai calon ibu.


Meski sedang mengandung, Siti tidak serta-merta bermalas-malasan untuk kuliah, tiap hari ia ke kampus dengan diantar sang suami. Sama seperti ibu-ibu yang mengandung lainnya, rasa mual pun sering dirasakan Siti apalagi di bulan-bulan awal kehamilan, namun suami selalu mendampingi dan memberi semangat. Alhasil rasa mual pun bisa diatasi, dan sudah menjadi hal yang biasa bagi Siti.


Untuk itu jika ingin menikah di usia muda dan menjadi seorang ibu, menurut Siti sangat perlu menyiapkan mental. Karena menurut Siti mental anak-anak dan seorang ibu sangat berbeda jauh, selain itu juga harus paham apa tujuan mereka ingin menikah, dan harus ada keseriusan di dalamnya. Selama yakin, mampu, dan bertanggung jawab menurut Siti menikah muda sah-sah saja.


“Kadang remaja kaya kita masih kekanak-kanakan dalam bersikap, masih pengin dekat orang tua, masih pengin senang-senang, menikmati usia muda,” tukasnya.


Nah, itu dia dua mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi yang sudah menikah, meskipun masih berstatus sebagai mahasiswa tapi tidak menghalangi niat mereka untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Memang banyak yang perlu dipikirkan jika ingin menikah muda, resiko buruk pernikahan dini menjadi salah satu alasannya jika kurang matang persiapannya.


Namun jika kamu sudah siap, yakin, dan mantap, kenapa tidak? Menunda-nunda itu enggak baik loh!


Ditulis oleh: William Maliki

Editor : Hilda Annisa Nur Firdausi

49 views0 comments

Recent Posts

See All

Коментарі


bottom of page