Compress - Sebelum Iblis Menjemput (SIM) adalah film garapan Timo Tjahjanto yang hadir di bioskop Indonesia tepat pada 9 Agustus 2018 kemarin. Alasan ditulisnya ulasan ini tak lain merupakan reaksi saat atau setelah menonton film ini ataupun sebagai bentuk apresiasi terhadap perfilman Indonesia. Sejak awal penayangannya, SIM kerap dibandingkan dengan film horror yang fenomenal pada 2017 lalu, Pengabdi Setan yang merupakan garapan Joko Anwar.
Pada ulasan kali ini, tidak akan ada penjelasan mengenai keberlangsungan cerita. Namun akan berfokus pada scoring ataupun visual yang ditampilkan dalam film ini. Sebelum masuk pada penjelasan scoring dan visual, terdapat perbedaan yang cukup terlihat. SIM terlihat lebih sadis, namun hal ini justru menjadi nilai tambah yang membuat SIM semakin menarik.
Timo Tjahjanto mengemas SIM dengan baik, adegan-adegan di dalam filmnya seperti berlarian ditengah hutan, sosok yang terbakar, jari tangan yang putus, dan terseret ke basement adalah yang memicu meningkatnya adrenalin sehingga mampu membuat audiens untuk tidak bernafas secara normal. Inilah yang menjadi poin utama dari sutradara, ia ingin agar penonton menikmati hal-hal seperti ini.
Di film ini pun kita bisa melihat Chelsea Islan dan Pevita Pearce teriak-teriak. Chemistry yang dibentuk keduanya menjadikan film ini cukup menjual di pasar perfilman Indonesia.
Meski beberapa orang mengatakan film ini sedikit tidak jelas, yang membuat audiens sempat terlepas dalam memahami ceritanya. Namun bila kita menyaksikan SIM dengan seksama, maka penjelasan itu ada mulai awal hingga akhir cerita.
Angka 7.1/10 untuk SIM di rasa cukup. Film ini pun saya rekomendasikan bila anda suka genre horror dengan pertumpahan darah.
Penulis : Indira Apriliza
Editor : Hilda Annisa Nur Firdausi
Comments